Minggu, 26 Januari 2020

Djaman Doeloe




Kurang lebih 1 bulan mencari info dari sesiapa saja dari kawan saya yang masih mempunyai radio receiver semacam ini dan ternyata tak satupun yang punya. Berkali kali jalan ke pasar klitikan juga tidak ada yang sreg dihati. Akhirnya saya putuskan untuk mencarinya lewat OL shop.

Mulailah saya ketik di mesin pencari dengan beberapa key word seperti  Radio jadul, radio antik, radio vintage dan lain-lain. Maka muncullah banyak sekali gambar-gambar radio exotis yang menggoda hati saya dengan keseksian yang dimiliki masing-masing.
Setelah beberapa kali memilih gambar untuk melihat detail radio yang saya inginkan akhirnya hati ini saya tambatkan pada Radio Telesonic NT-708. Radio ini sangat menarik bagi saya terutama harga yang ditawarkan oleh penjualnya (Dari daerah Wonogiri) dengan sekali tawar langsung dikasih dan sudah free ongkir 😁.

Beberapa hal yang saya suka dari radio ini adalah umurnya yang lebih tua dari saya (maaf tidak sedang bicara soal asmara 😆😆😆 ),casing yang terbuat dari plastik, ada beberapa varian warnanya dan  yang lebih penting lagi mesinnya yang masih menggunakan varco besi sehingga lebih awet.

Sampailah dibagian yang mendebarkan selama perjalanan mendapatkan radio tersebut yaitu saling tukar alamat dan nomor HP, dalam sesi ini dia (penjual) egois, dia menanyakan nama, alamat bahkan nomor  telephone  saya, sedangkan dia sedikitpun tak memberikan informasi tentang personal identitasnya (sungguh tidak adil) dan parahnya lagi dia malah memberikan foto screen shoot nama dan nomor rekening kepada saya dengan  diembel embeli rayuan garingnya....”Transfernya ke No.Rek ini ya mas...” 🙈🙈🙈 

Tiga hari setelah proses lamaran transaksi dengan rasa was-was menunggu akhirnya Radionya datang juga , langsung saja saya buka bungkus paketan bertuliskan “JANGAN DIBANTING, RADIO” . Bungkus paketan itu tampak kusut dan kurang menarik yang itupun sudah dimintakan maaf oleh penjualnya (maaf packingnya tidak rapi mas) dan sayapun atas nama cinta saya juga  sudah memaafkannya (iya tidak apa-apa yang penting isinya kok)

Untuk pertama kalinya setelah kurang lebih 25 tahun saya bisa melihat radio seperti itu lagi, sambil saya coba nyalakan ingatanku langsung terbang menuju masa lalu, sandiwara radio, wayang kulit, varia nusantara,butir-butir pasir dilaut, musik tabla, lomba bintang radio dan televisi, siraman rohani Islam oleh KH. Zainudin MZ  dan lagu-lagu kesukaan yang duputar dalam acara semacam“tangga lagu minggu ini“ dan lain-lain. 

Oh iya dulu juga ada acara “Syair dan Lagu” dimana penyiar membacakan syair sebuah lagu secara pelan-pelan perkata dan diulang-ulang, dan pendengar dirumah mencatatnya 😆😆😆

10 menit berlalu anganku melambung kemasa lalu ketika tiba-tiba lamunanku dikejutkan oleh asap yang keluar dari radio bersamaan semakin pelannya suara radio, saking asyiknya melamun saya lupa kalo baterai yang saya gunakan untuk menyalakan radio itu 8,2 volt sedangkan kebutuhan tegangan radio hanya 6 volt...ciloko...luluh lantak perasaan saya pada saat itu, ibarat gadis yang sedang kasmaran yang sedang maskeran dan pecah maskernya gegara tertawa melihat ingus adiknya dihidung, hadeeeh....

Namun pada Akhirnya setelah saya reparasi, radio tersebut berfunsi seperti semula, beruntung masih bisa mendapatkan part yang asli di sebuah toko elektronik di Semarang.