Minggu, 26 Juni 2016

Akronim keren kotaku.



Boyolali itu punya banyak akronim yang menurut saya keren abis.... ga' percaya?
Ini buktinya....

1. Boyolali itu terkenal dengan sebutan kota "TERSENYUM"
Tertib
Elok
Rapi
Sehat
Nyaman
Untuk
Masyarakat

2. Pemuda Boyolali punya sebutan keren yaitu "COWBOY"
Cowok Boyolali <keren tow>

3. Dimanapun kalian kuliah yang disitu ada anak boyolali maka ia pasti anggota "IMABOY"
Ikatan
Mahasiswa
Boyolali

dan yang berikutnya
4. Jika diperantauan ketemu orang boyolali maka sudah pasti mereka tergabung dalam Comunitas Perantau Boyolali

"COPERBOY"

Haha.... maksa banget....

Ada lagi ga' akronim yang berhubungan dengan Boyolali



Senin, 20 Juni 2016

Dompet Souvenir Toko Emas

Maaf tidak sedang beriklan, sudah biasa kalau beli emas maka dari toko akan memberi souvenir berupa tas belanja, dompet ataupun kalender jika membelinya di akhir tahun.

Bukan hanya toko tertentu, namun sepengetahuan saya semua toko emas melakukannya .

Begitu juga ketika saya disuruh membeli emas lagi oleh simbok saya, setelah 4 bulan yang lalu emasnya dijual untuk modal menanam jagung dan kacang tanah kini setelah panen hasilnya akan disimpan dalam bentuk emas lagi, jual lagi..beli lagi... jual lagi... beli lagi...  rapopo....

Eh kok malah curhat....

Seperti biasa saat membeli emas itupun saya diberi souvenir berupa dompet kecil untuk cewek, lebih tepatnya menurut saya adalah dompet buat naruh uang receh kembalian belanja ibu-ibu atau kembalian naik angkot.

Saya berfikir wah...bakalan mubazir lagi nich dompet, karena sudah banyak dompet seperti itu di rumah dan tidak terpakai.

Demi menghindari kemubadziran itu terjadi, Kali ini saya beranikan diri untuk menyatakan cintah  bertanya pada penjualnya, mba'... ada nggak kalau souvenirnya dompet untuk cowok ?
Gayung pun bersambut, si mba' langsung memberi jawaban tanpa meminta waktu untuk berfikir lebih dahulu 'mau mas' "ada mas kalau belum habis coba saya lihat dulu" jawabnya sambil berjalan kebelakang.

Sekembalinya dari belakang mba' penjual membawa dompet berwarna hitam, hatiku pun bersorak "Yes.... iso tak nggo ki..." dan jadilah saya sekarang memakai dompet souvenir.

Saat kita memakai dompet maka sebenarnya urgensinya adalah pada fungsi yaitu untuk menyimpan uang atau surat surat seperti SIM, KTP, Kartu nama atau yang lain.

Oleh karena itu entah dompet itu hadiah, beli sendiri yang murah atau yang termahal sekalipun maka fungsinya tetep sama, saya tidak malu pakai dompet souvenir toko emas toh fungsinya sama hehe... (padune ora kuat tuku)

Lagi pula pakai dompet hadiah itu nyaman lho..... kalau pas ga ada uang tidak terlalu malu, wajar kan dompet jelek ga ada uangnya, coba kalau dompetnya mahal isinya uang seribuan kertas, meskipun bagus dompetnya pas dibuka gambar Patimura bawa golok semua....serem ga tuch....?

Sabtu, 18 Juni 2016

Bukan karya saya, tapi saya suka maka saya copy

Teror Malam jumat

image
Saat itu baru setengah sebelas malam, hujan gerimis membasahi malam Jumat sejak Magrib. Ngaliyan malam itu begitu dingin dan senyap. Penghuninya sudah terlelap.
Tapi entah kenapa Parmin susah memejamkan mata. Diambilnya rokok, berharap dapat hawa melawan dingin. Parmin duduk di ruang tamunya yang temaram.
Dihisap dalam-dalam batang rokok pertamanya. Detak jam dinding mengiringi kepulan asap dari mulut Parmin. Sesekali Parmin melongok ke jendela kaca, menyibak sedikit tirainya. Masih gerimis dan sepi, tak ada seorangpun lewat.
Batang rokok kedua diambilnya. Parmin kembali menyalakan rokok dan menghisapnya. Kembali pandangannya tertuju ke kaca jendela. Kali ini Parmin mendapati cahaya yang berjalan dari ujung gang.
Kebetulan rumah Parmin pada posisi tusuk sate, tepat di depan gang. Kakek Parmin yang mewariskan rumah itu berpesan agar setiap malam Jumat menaruh sebutir telur dan kembang setaman di depan pintu. Menurut sang kakek, rumah tusuk sate kerap menjadi jujugan lelembut.
Cahaya kian mendekat, ke arah rumah Parmin. Tapi kepulan asap rokok menghalangi pandangan Parmin. Ia kibaskan tangannya mengusir asap. Pandangannya dari balik kaca jendela sedikit lebih jelas, sekaligus membuat jantungnya berdegub.
Dilihatnya sepasang kuda putih menarik kereta, diatasnya duduk perempuan berbaju putih, rambutnya panjang menjuntai. Memakai mahkota.
Darah Parmin berdesir, keningnya mulai berkeringat. Pikir Parmin, tak mungkin kalau itu orang. Apalagi tetangganya. “Masak iya ada yang punya kuda? Ini pasti lelembut yang dimaksud Mbah Kakung,” batinnya.
Degub jantung Parmin kian kencang saat didengar suara gemerincing dan cahaya makin dekat.
Parmin mulai bimbang, tetap menatap lelembut itu hingga mengambil sesajen yang sore tadi diletakkannya di depan pintu. Atau masuk saja ke kamar.
Tapi akhirnya Parmin memutuskan meladeni penasarannya. “Seperti apa rupa lelembut yang diceritakan Mbah Kakung? Apa seperti ratu laut selatan yang ada di film? Mungkin memang itu, ya benar,” batin Parmin mengoceh, tapi ia gemetaran.
Suara gemerincing semakin jelas, cahaya kian mendekat, tapi sayang gerimis menjadi hujan agak lebat. Pandangan Parmin kian terhalang. Tapi rasa penasarannya kian membuncah. Akhirnya Parmin memberanikan diri beranjak dari duduknya di dekat jendela dan membuka pintu.
“Krincing .. krincing .. krincing..” makin jelas. Pintu terbuka, hujan bertambah lebat. “Krincing..krincing,” … Parmin tertegun.
“Sate mas? Sekalian saya numpang berteduh di teras ya mas” kata lelaki yang sedari tadi mendorong gerobak satenya dari ujung gang.
Tukang sate menutup payung yang lekat di gerobak dan membuka jas hujan biru mudanya.
“Aseeeeeeeeeeeeem!!!” teriak Parmin dalam hati, sambil menyeka keningnya yang basah. “Monggo mas, saya mau tidur,” Parmin menguap menuju kamar.

Kamis, 16 Juni 2016

Sejarah Boyolali

 
Asal mula nama BOYOLALI menurut cerita serat Babad Pengging Serat Mataram, nama Boyolali tak disebutkan. Demikian juga pada masa Kerajaan Demak Bintoro maupun Kerajaan Pengging, nama Boyolali belum dikenal. Menurut legenda nama BOYOLALI berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang pada abad XVI. Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam. Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri ketika berada di sebuah hutan belantara beliau dirampok oleh tiga orang yang mengira beliau membawa harta benda ternyata dugaan itu keliru maka tempat inilah sekarang dikenal dengan nama SALATIGA. Perjalanan diteruskan hingga sampailah disuatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, Ki Ageng Pandan Arang semakin meninggalkan anak dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki Ageng Beristirahat di sebuah Batu Besar yang berada di tengah sungai. Dalam istirahatnya Ki Ageng Berucap “ BAYAWIS LALI WONG IKI” yang dalam bahasa indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”.Dari kata Baya Wis Lali/ maka jadilah nama BOYOLALI. Batu besar yang berada di Kali Pepe yang membelah kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat Ki Ageng Pandan Arang. Mungkin tak ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belum pernah ada meneliti tentang keberadaan batu ini.Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar Sunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini dulu adalahtempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat disekitar Pasar Sunggingan menyebutnya mBah Dakon dan hingga sekarang batu ini dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani mengusiknya.
Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali tidaklah mudah. Untuk menetapkan hari jadi yang selalu diperingati setiap tanggal 5 pada bulan Juni memakan waktu yang cukup lama dan perlu penelusuran sejarah yang panjang. Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Lembaga Penelitian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini didasarkan atas SuratPerjanjian Kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali dengan dengan Lembaga Penelitian UNS pada 11 September 1981. Setelah melakukan penelusuran sejarah, selanjutnya pada 23 Pebruari 1982 di Gedung DPRD Kabupaten Boyolali diselenggarakan seminar tentang SEJARAH HARI JADI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOYOLALI. Dalam seminar ini telah disimpulkan tanggal 5 Juni 1847 merupakan Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Selanjutnya melalui Rapat Paripurna DPRD pada tanggal 13 Maret1982 telah ditetapkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 1982 tentang Sejarah dan Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Perda tersebut telah diundangkan melalui Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali pada tanggal 22 Maret 1982 Nomor 5 Tahun 1982 Seri D Nomor 3.
Sumber : boyolalikab.go.id