Rabu, 06 September 2017

Jodohnya disebelah


Jodoh Wasiat Bapak (Sinetron)
   
Jodohnya Disebelah
 (Kenangan antre masuk Amphi Theater  G W K)


Setiap orang punya selera berbeda tentang apapun termasuk tayangan TV, saya tidak terlalu suka menonton sinetron tapi sesekali menonton juga, kalaupun nonton sinetron saya lebih suka nonton sinetron bergenre komedi cerdas semisal Para pencari Tuhan atau Dunia terbalik yang mana untuk tertawa harus mikir dulu atau komedi ringan semisal Jin dan Jun atau Tuyul dan Mbak Yul, yang penting bisa tertawa minimal senyum, sebab aktifitas senyum hanya perlu sedikit otot untuk melakukannya dibanding mendorong motor ban kempes.

Akhir-akhir ini saya khilaf lagi, tanpa saya sadari saya beberapa kali nonton sinetron Jodoh Wasiat Bapak, dari beberapa kali nonton itu bolehkan saya berkomentar, walaupun pasti komentarnya ngaco (mohon dimaafkan) 😁

Isi cerita dalam sinetron tersebut sudah sering diangkat yaitu tentang kedurhakaan, keserakahan, kebiadapan dan keburukan-keburukan yang lain yang pada akhirnya akan menjadi penyesalan bagi pelakunya, istilah kata "karma" atau dalam Islam "Sunnatulloh" (sopo nandur bakale ngunduh). 
Ya... memang harus begitu mengingatkan orang itu harus berkali-kali dan tidak boleh putus asa karena orang lupa, orang khilaf itu juga terjadi berulang kali.

Paduan antara horor nanggung (memedine ratenanan 😜) dan komedi ringannya menjadikan saya menonton sinetron ini  tidak perlalu terlalu tegang dan serius, cukup dinikmati saja sebagai hiburan namun tetap ada pesan nasehatnya, apalagi ceritanya dibuat satu episode selesai, episode berikutnya sudah ganti lagi sehingga bagi yang maniak sinetron tidak menyesal jika tertinggal satu episode πŸ˜….

Awal tayang  judul sinetron ini adalah "Jodoh Pengantar Jenazah" (kata istri saya), tidak tahu kenapa kemudian berganti dengan "Jodoh Wasiat Bapak", mungkin terlalu horor kalo memakai judul Jodoh Pengantar Jenazah atau mungkin karena protes dari mba' Kania (Imaz Fitria) yang tidak mau jodohnya adalah Adam (Aldy Fairuz) seorang pengantar jenazah. Walaupun setelah dirubah judulnya menjadi "Jodoh Wasiat Bapak" Kania tetap saja jodohnya adalah Adam (seorang pengantar jenazah) karena memang isi wasiat bapak adalah mereka itu harus dijodohkan πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…. Catat mba' Kania...!!! kita hanya sebatas berusaha mencari jodoh yang terbaik buat kita, sedangkan ketetapannya berada di Tangan Tuhan Yang Maha Esa.

Setting tempat sinetron ini adalah "Kampung Ucrit", sepertinya sutradara sinetron ini tidak mau mengambil resiko dalam memakai seting tempat, mungkin takut ada protes kalau sampai ada kesamaan nama tempat, sebab irama kehidupan di "Kampung Ucrit" dipenuhi dengan keserakahan, kedurhakaan, kebiyadaban dan keburukan-keburukan lain. Siapa juga yang mau tinggal di desa seperti itu😱😱😱. apalagi  menurut saya "Kampung Ucrit" adalah kampung yang layak mendapatkan penghargaan dari MURI sebagai desa yang tingkat kematian penduduknya sangat tinggi (minimal 1 orang per hari atau per episode) πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…


Tentang 2 gambar diatas ga' ada hubungannya sih....., hanya mirip-mirip pose saja 😊

Tidak ada komentar:

Posting Komentar