Kamis, 12 September 2019

TAKUT BAYANG-BAYANG

 
(Video: Dari teman saya digrup, dari  grup temanya teman saya, dari grup temannya temannya teman saya sampai pada google.

Bayangan terbentuk ketika cahaya mengenai suatu benda hanya sebagian sisi saja, sedangkan sisi lain tertutup oleh benda itu sendiri sehingga pada sisi yang tertutup itulah terbentuk bayang-bayang. Mungkin kita akan tertawa saat melihat atau mendengar cerita seseorang yang takut pada bayang-bayang sendiri, namun pada kenyataannya memang ada, baik takut pada bayang-bayang sendiri dalam arti yang sebenarnya maupun takut pada bayang-bayang sendiri dalam arti ketakutan bayang-bayang akan kegagalan, kehilangan, bayang-bayang masa lalu (trauma) bahkan bayang-bayang tentang hal yang belum terjadi namun sudah mendominasi pikiran seseorang (kekhawatiran).

Sebagian orang mengatasi ketakutan akan bayang-bayang dengan cara menambah cahaya untuk menerangi sisi gelapnya sehingga bayang-bayang tersebut dengan sendirinya menghilang. Menambah pengetahuan, menambah pengalaman, memperluas pergaulan sehingga sisi gelap dalam diri menjadi terang. 

Namun sebagian orang mengatasi ketakutan akan bayang-bayang sendiri justru lari menuju kegelapan dengan harapan dapat menghindari terjadinya bayangan, tanpa disadari bahwa sebenarnya didalam kegelapan itu banyak ancaman-ancaman berbahaya yang tidak dapat diantisipasi dan diatasi karena  disekitarnya gelap.

Bahkan ada juga yang menghilangkan bayangan dengan cara menutupi sumber cahayanya. Menutup diri, membiarkan diri tidak tau akan sesuatu yang pada akhirnya itu  dijadikan alasan untuk menghindar dari tanggung jawab, lepas tangan atas sesuatu yang terjadi pada dirinya sendiri dengan  berkata "Lha aku ora reti kok"

Kesalahan karena ketidak tahuan mungkin saja termaafkan namun kesalahan dikarenakan malas berusaha untuk mencari tahu itu tak termaafkan.

Ketakutan terhadap bayang-bayang sendiri pernah saya alami bahkan sering, yaitu ketika bayangan saya lebih tinggi dan besar sehingga nampak lebih gagah dari badan saya. Tinggi badan saya hanya 165 cm (tertulis di SIM C) hasil mark up  tentunya. Sedangkan bayangan saya bisa satu setengah kali tinggi badan saya bahkan bisa sampai dua kali lipat (ini kan horror....)

Tapi kini saya sadar tinggi rendahnya bayang-bayangku tergantung bagaimana saya menempatkan diri saya terhadap cahaya. Disaat saya menempatkan diri saya lebih tinggi dari cahaya maka bayang-bayangku menjadi lebih tinggi dan sebaliknya jika saya memposisikan diri saya lebih rendah terhadap sumber cahaya maka bayang-bayang saya menjadi rendah bahkan dibawah telapak kaki saya, dan Ilmu adalah cahaya (Al 'Ilmu Nuurun) maka posisikan ia diatas kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar