Rabu, 30 Desember 2015

Reuni Alumni '95 MAN Salatiga



26 Desember 2015 , kali kedua ikut reuni Aliyah (MAN : Manusia Anti Neraka ) hehe... Dulu di pintu masuk tengah terdapat tulisan besar "MAN IDOLAKU" tertulis di roster yang fungsinya sebagai pagar. Tuulisan itu mungkin sebagai motivasi siswa agar bangga terhadap almamater atau ada tujuan lain, tapi yang jelas itu sangat melekat diotak saya dibanding kenangan manis manapun selama sekolah disana dengan catatan kalo kenangan manis itu hanya dihubungkan dengan asmara hehe.... Karena prinsip saya "Haram Pacaran"  (opo mergo pancen rapayu yo....rodo lali aku haha...).

Tapi pada akhirnya saya bersyukur ternyata benar bahwa "Kenangan manis itu pahit untuk dikenang"

Buktinya kemarin yang dulunya pernah cinlok pasti ada rasa menyesal karna tidak berlanjut, ehh....ketemu lagi lihat anaknya sudah pada gede....tiba-tiba galau, pura-pura tanya pada anaknya, kelas berapa dek..? (sambil dielus rambut anak itu...karo mbatin....Meh wae kwe dadi anakku nang...) hahaha.... ono opo ora kiro-kiro...?

Sebaliknya bahwa "Kenangan pahit itu manis untuk dikenang" minimal utuk saya, bener pemirsa saya punya kenangan pahit saat saya aliyah namun ber ending manis. Hari senin jam pertama adalah pelajaran Bahasa Indonesia, saat itu guru Bahasa Indonesia kelas III A2 adalah pak Luthfi, ( III A2 : Jurusan Fisika ), saya dulu jurusan Fisika pemirsa, keren tow.....Tapi nilai ujian Fisika saya her (istilah sekarang remidi) alias tidak tuntas whaha....

Setelah Pak Luthfi masuk kelas memberi salam dan sedikit motifasi kemudian beliau memanggil satu persatu siswa untuk di absen sekalian maju untuk dinilai tugasnya. karena nama saya huruf depannya A maka saya termasuk urutan depan Abdu Rosyid, Afiffudin, Anik Hidayati baru saya, ketika giliran saya dengan PD (Panas Dalam Percaya Diri) saya kumpulkan tugas, saya duduk didepan Pak luthfi dan diantara kami adalah meja guru yang cukup lebar. Pak Luthfi membuka-buka buku saya namun entah kenapa kemudian beliau menyuruh saya melihat buku saya sambil berkata ini buku apa? karena saya tidak merasa bersalah saya majukan kepala saya untuk melihat buku saya, saat itulah jangkauan tangan pak guru pas untuk menampar pipi saya...plakkkk.....catetan apa ini....., saya bingung pemirsa , dan ternyata buku yang saya kumpulkan adalah buku catatan ketrampilan elektro yang covernya sama dengan buku Bahasa Indonesia....Kakek'ane.....salah gowo buku jonn.........

Namun saya bukanlah seorang "BAPERMAN" pemirsa, yang mudah kebawa perasaan trus ill fill dan nggak mau move on, saat jam istirahat saya balik ke tempat kost (yang kebetulan dekat) untuk mengambil tugas bahasa indonesia, saya bawa kesekolah bertemu pak luthfi di ruang perpus karena memang kantor pak Luthfi di Perpustakaan, beliau adalah kepala Perpustakaan, saya berikan tugas saya " maaf pak tadi salah bawa buku" kemudian dilihat tugas saya dan akhirnya beliaupun bilang "ya sudah ndak apa-apa, itu minum dulu teh didepanmu itu" tanpa pikir  panjang karena saya juga haus lari dari sekolah ke kost bolak-balik, langsung saya minum teh itu sambil bergumam dalam hati "iki udu sogokan ben aku ora genti nesu tow pak...?." hehehe.....  "Rasa pahit yang berkhir manis" :D
Dan yang jelas sampai sekarang tak ada dendam diantara kami berdua karena memang tak ada asmara antara saya dan pak Luthfi, tak seperti mereka yang terkena cinlok dan kandas hehehe...

Alhamdulillah dua diantara sahabat yang datang ternyata menjadi kyai yaitu kyai Rofiq dan kyai Fanan, mereka berdua secara dadakan didaulat mengisi acara, kyai Rofiq mengimami dzikir tahlil sedangkan kyai Fanan diberi kehormatan untuk memberi tausiah, diantara isi tausiahnya adalah bahwa setelah apapun yang kita tempuh dan didapat dari sekolah dulu sampai sekarang menjadi berbagai profesi, jadikan semuanya alat bukan tujuan akhir, karna dunia hanya sementara sedang tujuan kita sebenarnya adalah kanpung akhirat.

"SETUJU KYAI"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar