Sabtu, 09 April 2016

Mbah Wongso

Tiba-tiba saya ingat mbah wongso, beliau adalah penduduk Rekesan dusun Traban, Repaking, Wonosegoro Kab. Boyolali. Seingat saya belia hidup dimasa Kerajaan Maja Pahit saya sekolah Madrasah Ibtidaiyah. Postur tubuhnya kurus, tinggi berwajah sangar (setidaknya dimata anak-anak seumuran saya waktu itu) dan berkacamata.

Ciri khas dari beliau adalah dari cara berpakaiannya, kesehariannya beliau selalu memakai celana hitam gombrong yang panjangnya melebihi lutut namun tidak sampai mata kaki. lebih tepatnya sampai setengah betisnya. Kalau di Jogger Bali ada produk celana bertuliskan kata-kata "Celana Pendek Terpanjang di Dunia" maka mbah Wongso telah memakainya sejak jaman dulu hehe...

Selain itu beliau juga selalu memakai baju hitam gombrong juga, memakai ikat kepala khas jawara dilengkapi dengan caping kropak, tak ada penggambara yang tepat kecuali beliau mirip seorang Pendekar (tapi kok kocomotoan yo....).

Sesangar apapun beliau namun tak membuat saya dan teman-teman menjadi takut Kaena kami adalah "COWBOY" (Cowok Boyolali) yang tak takut apapun......!!!! Kecuali Alloh,

Lupakan paragraf diatas....

Kami tidak takut karena memang mbah wongso orang baik. Setiap hari Legi, Pon dan wage beliau pergi kepasar, kami kurang tahu profesi beliau apa sebenarnya, mungkin pedagang.... namun yang jelas bagi kami beliau adalah peramal yang handal lebih dari siapapun, bagi kami tentunya.

Iya....ketika mbah wongso ke pasar, kebetulan lewat samping rumah saya maka akan langsung diserbu oleh anak-anak sambil menengadahkan tangan mereka.....mbah... niki dadi nopo mboh....kulo dadi nopo mbah.... begitu tanya anak anak

Sambil sedikit mengangkat sedikit kacamatanya mbah wongso pun segera menjawab... kowe dadi guru..., kowe dadi polisi.... iki dadi dokter dan seterusnya berbagai profesi dia sebutkan.

Hari pasaran berikutnya hal yang sama kami lakukan, dan mbah wongso pun memberikan jawaban dengan berbagai macam profesi meskipun tentunya tidak sama dengan yang kemaren, saya yang di ramal hari Pon menjadi tentara dihari Legi saya diramal menjadi Guru, dan seterusnya selalu berubah haha...

Namun demikian kami tak perduli, setiap mbah Wongso lewat selalu kami serbu, saya anggap ucapan mbah wongso sebagai doa yang akan dikabulkan Alloh SWT suatu saat nanti aamiin....

Buat mbah Wongso, Allohummaghfirlahu warkhamhu wa'afihi wa'fu'anhu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar