Senin, 15 Februari 2016

Ayo Ngopi Lagi

Bisa dibilang kopi adalah minuman yang identik dengan begadang. Karna kandungan kafeinnya konon dapat mengusir rasa kantuk, sehingga belum afdhol rasanya kalo begadang tanpa kopi.

Konon juga kopi menjadi minuman favorit bagi kaum sufi di timur tengah sebagai minuman pencegah kantuk saat mereka begadang di malam hari untuk berkasih mesra dengan Sang Pencipta.

Sebegitu hebatnya efek kopi dalam mengusir rasa kantuk bagi orang-orang namun tidak bagi saya, bagi saya ngantuk ya ngantuk saja dicegah dengan bergelas-gelas kopi tetap saja ketiduran (memang dasare ngebo :D).

Saya mengenal kopi sudah cukup lama, lebih lama dari proses penyelesaian kasus munir atau panjangnya sinetron tersanjung atau cinta fitri atau bahkan jika durasi 2 sonetron itu digabungkan niscaya masih lebih lama kenal saya dengan kopi, namun perkenalan yang cukup lama tidak lantas menjadikan kami menjadi best friend atau konco kenthel,  hanya dia saja yang kadang ke'pede'an merasa diri kenthel, saya sih engga'. :P.

Bukan apa-apa tapi karena lambung saya jadi kembung kalau minum kopi, dan percayalah untuk masalah teman saya tidak pilih-pilih.

Jalan hidup memang susah di tebak, suatu ketika saya yang kurang suka dengan kopi dipentokkan dengan keadaan yang setiap harinya selalu bernuansa kopi. Ketika saya menikah kebetulan mertua adalah petani musiman kopi di Sumatra, saya sebut musiman karena mertua saya ke kebun kopi hanya jika sedang memelihara dan panen saja selebihnya bertani di Jawa tempat asalnya.

Demi cinta dan mengakrabkan diri pada keluarga istri, saya rela "berkembung ria" setiap disuguhi kopi asli Sumatra diwaktu pagi dan sore hari ( kurang opo jal aku wahai istriku hehe... ). Lambat laun akhirnya saya pun jadi akrab dengan kopi.

Namun Ditengah saya berjuang untuk menyukai kopi ujian pun datang dengan munculnya kasus kematian mbak Wayan mirna sholihin yang diduga diracun dengan sianida yang dicampur dalam kopi (opo ora ngeri jal). Bagaikan panas setahun terhapus oleh hujan sehari, perjuanganku step by step untuk mencintai kopi kembali pudar.


please dech....mbok ya jangan kopi....minuman yang lain kan banyak, tajin kek atau air legen (nira)
Kan yo bisa row.

Tidak cuma itu, beberapa waktu yang lalu saya melihat  berita dimedsos seperti ini

.
Jelas ini menurunkan pamor kopi dimata saya karna saya termasuk yang tidak setuju dengan LGBT

Namun percayalah pemirsa, kopi mertua saya asli dari Sumatra "Tanpa sianida dan tidak berpelangi"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar